Wisata Anyar Mangrove atau disingkat dengan WAM, adalah objek wisata baru di surabaya, tepatnya di daerah Gunung Anyar Tambak.
Area wisata yang berada di sekitar 2 KM ke arah timur kampus UPN ini,
selain menonjolkan hutan mangrove yang alami, juga dilengkapi dengan
binatang-binatang yang masih “perawan”, semisal monyet berekor panjang.
Selain monyet, kita bisa menikmati berbagai spesies burung sepanjang
perjalanan menuju area mangrove.
Di awal tahun 2010, tepatnya 1 Januari 2010 pukul 8.30 wib, Walikota
Surabaya Bambang DH melepaskan balon secara simbolis sebagai launching
“Wisata Anyar Mangrove” di wilayah gunung anyar. Pelepasan balon ke
udara yang bertulisan “Wisata Anyar Mangrove dari Gunung Anyar Tambak untuk
Surabaya” ini disaksikan pula oleh Yusak Anshori (kepala Surabaya
Tourism Board), Camat Gunung Anyar Kanti Budiarti, Lurah Gunung Anyar
Tambak Jailani, pakar tata kota Johan Silas dan Firman Arifin, Ketua RW
VII Gunung Anyar Tambak, mewakili warganya yang menggagas hutang
mangrove ini untuk dijadikan objek wisata.
Menurut Yusak Anshori, objek wisata ini mempunya nilai eksotis,
diantaranya karena menggunakan perahu nelayan yang asli untuk menuju
area mangrove. Irma, dari dinas pariwisatapun menambahkan, tempat ini
mempunyai nilai lebih dari kenjeran. Kalau di kenjeran, meskipun kita
naik perahu, masih terlihat bangunan-bangunan yang ada disekitarnya.
Sehingga kesan kota masih terasa. Sedangkan di tempat ini, begitu kita
masuk ke area mangrove, kita hanya melihat hutang mangrove dan laut,
apalagi dilengkapi dengan flora fauna yang menarik.
Kedepan, bukan hanya unsur wisata mangrove saja yang kami hadirkan,
tapi wisata pendidikan flora dan fauna, wisata kuliner, wisata kolam
pancing di tambak, dan wisata olah raga bersepeda sebagai alternatif
lain menuju area mangrove serta wisata belanja hasil laut dan tambak.
Oh ya, yang menjadi lebih “hidup” wisata ini karena melibatkan banyak
unsur masyarakat lokal, seperti nelayan, petani tambak, UKM, RT, RW,
PKK, Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) serta Karang Taruna.
Sehingga tepatlah kalau Bu Kanti Budiarti sebagai Camat Gunung Anyar
mengatakan, “Wisata Anyar Mangrove dari warga Gunung Anyar Tambak, untuk warga
Surabaya”
Semoga ide warga Wisma Indah II dan Tirta Agung untuk menjadikan
hutan mangrove beserta flora dan faunanya yang asli ini sebagai objek
wisata baru di kota surabaya bisa sukses. Keyakinan kami bertambah
ketika Bambang DH pada saat peresmian ini menyampaikan, WAM memiliki
potensi besar. Menurut dia, mangrove di Gunung Anyar tidak jauh
beda dengan yang ditemuinya saat berkunjung ke Singapura dan Tiongkok
beberapa waktu lalu. “Berarti, WAM bisa ditata seperti negara tetangga,”
tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar